Imum Jon Kecewa dengan Baitulmal Aceh Utara, Tak Tepati Janji dengan Santri -->

Kategori Berita

Iklan Semua Halaman

Imum Jon Kecewa dengan Baitulmal Aceh Utara, Tak Tepati Janji dengan Santri

Redaksi
Minggu, 05 Januari 2025


Aceh Utara - Keputusan mengejutkan datang dari lembaga Baitulmal Aceh Utara yang mengalihkan dana bantuan yang semula diperuntukkan bagi 1.500 santri menjadi proyek pembangunan rumah dhuafa. Keputusan ini memicu kontroversi di tengah masyarakat Kabupaten Aceh Utara, setelah sebelumnya DPRK Kabupaten Aceh Utara setempat telah menyetujui anggaran untuk membantu para santri yang sedang menuntut ilmu di pondok pesantren, Minggu (05/01/25).


Dana bantuan sebesar Rp 1,5 miliar yang semula dijanjikan untuk diberikan kepada setiap santri dengan nominal Rp 1 juta, kini dialihkan untuk membangun rumah bagi fakir miskin. Pihak Baitulmal Aceh Utara menyatakan bahwa pembangunan rumah dhuafa dianggap lebih mendesak daripada memberikan bantuan kepada para santri. Namun, keputusan ini menyisakan kekecewaan di kalangan warga dan pihak terkait.


Ironisnya, sebelum pengalihan dana tersebut, Baitulmal Aceh Utara telah memerintahkan para santri untuk membuka rekening di Bank Aceh sebagai syarat pencairan bantuan. Setiap santri diminta untuk menyetor Rp 100 ribu sebagai biaya pembukaan rekening. Langkah ini, meski bertujuan untuk memudahkan pencairan dana, justru menambah beban ekonomi bagi wali santri yang harus menyediakan biaya tambahan di luar transportasi dan waktu yang terbuang.


Tgk Sarjani, yang akrab disapa Imum Jon, anggota DPRA Komisi VII Fraksi Partai Aceh dan putra asli Aceh Utara, sangat menyayangkan keputusan Baitulmal Aceh Utara. Sebelumnya sudah sepakat untuk mengalokasikan anggaran tersebut, karena mereka memahami pentingnya pemberdayaan sumber daya manusia melalui pendidikan agama, khususnya di kalangan santri.


"Saya sangat menyesalkan keputusan Baitulmal Aceh Utara yang mengalihkan dana bantuan tanpa mekanisme yang jelas dan tanpa konsultasi lebih lanjut dengan pihak terkait. Apalagi, alasan urgensi pembangunan rumah dhuafa yang digunakan sebagai dasar pengalihan anggaran," kata Imum Jon.


Lebih lanjut, Imum Jon menegaskan bahwa pemberdayaan santri melalui pendidikan agama adalah hal yang jauh lebih mendesak bagi masa depan Aceh. Menurutnya, generasi yang berpengetahuan agama sangat dibutuhkan untuk membangun Aceh ke depan.


"Saya yakin kita semua sepakat, pemberdayaan santri lebih penting daripada pembangunan rumah dhuafa. Aceh membutuhkan generasi yang berpengetahuan agama. Pembangunan rumah dhuafa bisa dilakukan kemudian, tetapi tidak dengan mengorbankan masa depan generasi muda kita," ujarnya.


Imum Jon pun mengingatkan agar Baitulmal Aceh Utara segera membatalkan keputusan tersebut dan mengembalikan dana bantuan kepada tujuan awalnya. Jika tidak, hal ini berpotensi menimbulkan polemik di tengah masyarakat dan dapat merusak reputasi serta tata kelola anggaran oleh instansi lain.


"Keputusan ini harus menjadi pelajaran bagi semua pihak agar tidak sembarangan mengubah alokasi anggaran yang sudah disahkan. Kita tidak bisa mengabaikan prioritas pendidikan agama yang sangat penting bagi generasi muda Aceh," tandas Imum Jon, yang juga menjabat sebagai Panglima Sagoe Tgk Chik di Samakurok Daerah II, Wilayah Samudera Pasee, Aceh Utara.


Imum Jon menambahkan Keputusan Baitulmal Aceh Utara ini pun menjadi pembicaraan hangat di kalangan masyarakat dan berbagai pihak berharap agar masalah ini dapat segera diselesaikan demi kepentingan bersama. [Ms]